Minggu ini pasti pembaca semua dah tau donk, kabar yang santer beredar saat ini mengenai Adam Malik? Dia dituding sebagai anggota CIA..seorang pahlawan bangsa yang mati-matian ngebela bangsa Indonesia ini kok bisa dituduh seperti ini..Apalagi mantan wakil presiden Indonesia yang ke-3 pada era kepemimpinan Soekarno ini telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tahun 1998. Apakah ada pihak yang sengaja bikin berita ini biar kita sebagai bangsa Indonesia ngga bangga sama tokoh bangsa yang berjasa atau apa ini emang fakta?
Beritanya lumayan bikin heboh juga gak tau dech bener apa nggaknya. Kabar ini sempet heboh gara-gara ada buku yang berjudul 'Membongkar Kegagalan CIA' karangan Tim Weiner. Di buku itu ditulis wawancara Tim Weiner dengan Clyde McAvoy yang mengungkap bahwa Adam Malik adalah anggota CIA yang direkrut oleh Clyde McAvoy tahun 1964 di Jakarta. "CIA memiliki seorang agen yang mempunyai posisi baik: Adam Malik, mantan Marxis berusia 48 tahun yang mengabdi sebagai duta besar Soekarno di Moskow dan menteri perdagangan", ungkap McAvoy.
Beritanya lumayan bikin heboh juga gak tau dech bener apa nggaknya. Kabar ini sempet heboh gara-gara ada buku yang berjudul 'Membongkar Kegagalan CIA' karangan Tim Weiner. Di buku itu ditulis wawancara Tim Weiner dengan Clyde McAvoy yang mengungkap bahwa Adam Malik adalah anggota CIA yang direkrut oleh Clyde McAvoy tahun 1964 di Jakarta. "CIA memiliki seorang agen yang mempunyai posisi baik: Adam Malik, mantan Marxis berusia 48 tahun yang mengabdi sebagai duta besar Soekarno di Moskow dan menteri perdagangan", ungkap McAvoy.
Buku itu seolah-olah ditulis agar bangsa kita ini tidak memiliki kepercayaan lagi kepada sejarah dan para pemimpin bangsa ini. Arogansi Tim Weiner sebagai seorang jurnalis New York Times telah membuat Wiener memposisikan dirinya sebagai orang yang 'setidaknya bisa' memengaruhi khalayak banyak terutama bangsa kita ini.
Apakah Weiner memiliki maksud terselubung dengan menulis bukunya tersebut? Tapi.. hal itu sedah lewat kok,,tahun 60-an kejadiannya, lagipula kebenarannya harus dipertanyakan kembali. Janganlah kita terpancing dengan isi buku itu, jangan pula mengiyakan bahwa isi buku itu benar adanya, jangan pula beli bukunya, kita boikot saja! Hmmm...muncul pertanyaan yang sedikit nakal dalam pikiran saya... Apakah Weiner sengaja menulis seperti itu agar bukunya laris dijual??
Read More..
